Tuesday, May 5, 2020

HUKUM DASAR KIMIA

A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Apabila kita membakar kayu, maka hasil pembakaran hanya tersisa abu yang massanya lebih ringan dari kayu. Hal ini bukan berarti ada massa yang hilang. Akan tetapi, pada proses ini kayu bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan abu, gas karbon dioksida, dan uap air. Jika massa gas karbon dioksida dan uap air yang menguap diperhitungkan, maka hasilnya akan sama.

Kayu + gas oksigen → abu + gas karbon dioksida + uap air
Massa (kayu + gas oksigen) = massa (abu + gas karbon dioksida + uap air)

Antoine Lavoisier (1743–1794) seorang pelopor yang percaya pentingnya membuat pengamatan kuantitatif dalam eksperimen, mencoba memanaskan 530 gram logam merkuri dalam wadah terhubung udara dalam silinder ukur pada sistem tertutup. Ternyata volume udara dalam silinder
berkurang 1/5 bagian. Logam merkuri berubah menjadi merkuri oksida sebanyak 572,4 gram. Besarnya kenaikkan massa merkuri sebesar 42,4 gram adalah sama dengan 1/5 bagian udara yang hilang yaitu oksigen.
Logam merkuri + gas oksigen → merkuri oksida
530 gram          + 42,4 gram      = 572,4 gram

Antoine Lavoisier (1743–1794) seorang pelopor yang percaya pentingnya membuat pengamatan kuantitatif dalam eksperimen, mencoba memanaskan 530 gram logam merkuri dalam wadah terhubung udara dalam silinder ukur pada sistem tertutup. Ternyata volume udara dalam silinder
berkurang bagian. Logam merkuri berubah menjadi merkuri oksida sebanyak 572,4 gram. Besarnya kenaikkan massa merkuri sebesar 42,4 gram adalah sama dengan  bagian udara yang hilang yaitu oksigen.
Logam merkuri + gas oksigen → merkuri oksida
530 gram          + 42,4 gram      = 572,4 gram

Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hokum yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama“.
Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya  berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara) sebagai berikut.

Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen di udara membentuk senyawa baru besi oksida (Fe2O3(s)) yang massanya sama dengan massa besi dan oksigen mula-mula.

Fe(s) + O2(g) → Fe2O3(s)

Contoh soal:
Sebanyak 1,2 gram magnesium dibakar dengan oksigen menghasilkan magnesium oksida sesuai persamaan reaksi: 2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s).
Jika massa magnesium oksida yang dihasilkan sebanyak 2 gram, tentukan massa oksigen yang bereaksi!
Penyelesaian:
Diketahui:
Massa Mg = 1,2 gram
Massa MgO = 2 gram
Ditanyakan : massa gas O2 yang bereaksi= …?

Jawab:
Menurut hukum Lavoisier (hokum kekekalan massa), massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa setelah reaksi reaksi.

Massa Mg + massa O2 = massa MgO
1,2 gram + massa O2   = 2 gram
Massa O2               = 2 gram – 1,2 gram = 0,8 gram
Jadi, massa O2 yang bereaksi adalah 0,8 gram              

B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu
dan tetap.“ Senyawa yang sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda ternyata mempunyai komposisi yang sama. Contohnya, hasil analisis terhadap garam natrium klorida dari berbagai daerah sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Analisis Terhadap garam dari berbagai daerah (Utami, et al. , 2009: 82)
Asal
Massa garam
Massa Natrium
Massa klorida
Perbandingan massa Na : Cl
Indramayu
2 gram
0,786 gram
1,214 gram
1 : 1,54
Madura
1,5 gram
0,59 gram
0,91 gram
1 : 1,54
impor
2,5 gram
0,983 gram
1,517 gram
1 : 1,54
Sebagaimana ditunjukkan dalam perhitungan di atas, bahwa perbandingan massa Na terhadap Cl ternyata tetap, yaitu 1 : 1,54. Jadi, senyawa tersebut memenuhi hukum Proust

Contoh menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa sebagai berikut.
Tabel 2 menunjukkan data hasil percobaan reaksi besi dengan belerang membentuk senyawa besi sulfida (FeS).

Tabel 2. Perbandingan Massa Besi dan Massa Belerang dalam FeS (Utami, et al. , 2009: 82)
No.

Massa Besi (Fe) yang Direaksikan
Belerang (S) yang Direaksikan
Massa Massa FeS yang Terbentuk
Perbandingan Massa Fe dan S pada FeS
1.
0,42 gram
0,24 gram
0,66 gram
7 : 4
2.
0,49 gram
0,28 gram
0,77 gram
7 : 4
3.
0,56 gram
0,32 gram
0,88 gram
7 : 4
4.
0,71 gram
0,40 gram
1,11 gram
7 : 4

Berdasarkan data tersebut ternyata perbandingan massa besi dan belerang pada senyawa besi sulfida (FeS) selalu tetap, yaitu 7 : 4.
Tahun 1799 Joseph Proust melakukan percobaan dengan mereaksikan hidrogen dan oksigen. Ternyata hidrogen dan oksigen selalu bereaksi membentuk air dengan perbandingan massa yang tetap yaitu 1 : 8.

Tabel 3. Perbandingan massa hidrogen dan oksigen membentuk air (Harnanto, 2009: 79)
Massa hidrogen
yang direaksikan
(gram)
Massa oksigen
yang direaksikan
(gram)
Massa air
yang terbentuk
(gram)
Sisa hidrogen
atau oksigen
(gram)
1
8
9
0
2
8
9
1 gram hidrogen
1
9
9
1 gram oksigen
2
16
18
0

Menurut Proust






Contoh:
Gas Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2) akan bereaksi membentuk air. Perbandingan massa atom hidrogen dengan massa atom oksigen dalam air adalah 1:8. Jika diketahui massa hidrogen yang bereaksi sebanyak 10 gram. Berapa massa air (H2O) yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Diketahui:  Perbandingan massa atom H : O dalam air = 1:8
Massa Hidrogen yang bereaksi = 10 gram
Ditanyakan: Massa H2O yang dihasilkan = …?

Jawab:
Terlebih dahulu kita cari massa oksigen dengan persamaan








Massa air yang dihasilkan = massa Hidrogen + massa Oksigen
Massa air yang dihasilkan = 10 gram              + 80 gram
Massa air yang dihasilkan = 90 gram   

C. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)


Di awal tahun 1781 Joseph Priestley (1733–1804) menemukan hidrogen dapat bereaksi dengan oksigen membentuk  air, kemudian Henry Cavendish (1731–1810) menemukan volume hidrogen dan oksigen yang bereaksi membentuk uap air mempunyai perbandingan 2 : 1. Dilanjutkan William Nicholson dan Anthony Carlise berhasil menguraikan air menjadi gas hidrogen dan oksigen melalui proses elektrolisis. Ternyata perbandingan volume hidrogen dan oksigen yang terbentuk 2 : 1. Pada tahun 1808 Joseph Louis Gay-Lussac (1778–1850) berhasil mengukur volume uap air yang terbentuk, sehingga diperoleh perbandingan volume hidrogen : oksigen : uap air = 2 : 1 : 2.

Gambar 1. Elektrolisis Air
(Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan dalam Harnanto et al., 2009: 82)

Gas hidrogen + gas oksigen → uap air
2H2(g)             + O2(g)            2H2O(g)
Perbandingan tersebut berupa bilangan bulat sederhana. Berdasarkan hasil percobaan ini, Gay-Lussac menyimpulkan bahwa:
Bunyi Hukum Gay Lussac (Hukum Perbandingan Volume)

Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi  berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.

Sehingga, dapat dirumuskan untuk mencari volume digunakan persamaa

Atau
Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu persamaan reaksi, berlaku hubungan:









Contoh soal:
1.    Sebanyak 2,3 liter gas A bereaksi dengan 1,15 liter gas B menghasilkan 3,45 liter gas C. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, apakah reaksi ini sesuai dengan Hukum Perbandingan Volume?

Jawab:
Perbandingan volume gas A : B : C = 2,3 : 1,15 : 3,45
Perbandingan volume gas A : B : C = 2 : 1 : 3
Perbandingan volume gas A : B : C merupakan bilangan bulat sederhana maka reaksi di atas sesuai Hukum Perbandingan Volume.

2.    Pada suhu tertentu 6 liter gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen menghasilkan gas amonia. Jika pengukuran dilakukan pada suhu dan tekanan yang sama, maka tentukan:
a. persamaan reaksi setaranya;
b. volume gas hidrogen yang bereaksi;
c. volume gas amonia yang terbentuk!

Penyelesaian:
Diketahui:
V gas N2 = 6 L
Ditanyakan:
a.    Persamaan reaksi setara=….?
b.    Vgas H2 bereaksi
c.    Vgas NH3 yang terbentuk = ….?
   
Jawab:
a.    Persamaan reaksi setara
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Perbandingan koefisien = N2 : H2 : NH3 = 1 : 3 : 2
b.    Vgas H2 yang bereaksi





c.    Vgas NH3 yang terbentuk





D. Hipotesis Avogadro

Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen → 2 volume uap air

Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen → 2 molekul uap air
Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi:
“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.”
Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg, 2000). Marilah kita lihat bagaimana hipotesis Avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volume dan sekaligus dapat menentukan rumus molekul berbagai unsur dan senyawa.

Contoh Soal:

Gas nitrogen dan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk gas amoniak (NH3) pada keadaan tekanan dan suhu yang sama. Jika 40 molekul gas nitrogen, berapa molekul gas hidrogen yang diperlukan dan berapa molekul gas NH3 yang dihasilkan?

Penyelesaian:
Diketahui: Jumlah molekul gas Nitrogen (N2) = 40 molekul
Ditanyakan:
Jumlah molekul gas H2 yang diperlukan = ….?
Jumlah molekul gas NH3 yang dihasilkan = ….?

Jawab:
Persamaan Reaksi              : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Perbandingan koefisien      : 1        :   3          :  2
Perbandingan volume         : 1 vol : 3 vol      : 2 vol











Anda dapat menonton video praktikum Hukum Lavoisier dan Gay Lussac berikut.



Daftar Pustaka.
Poppy K. Devi. 2009. Kimia  1: Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Purba, Michael. 2017. Kimia untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-illmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Suyahni, Enik. 2001. Bank Soal CMS (Cepat Menguasai Soal) KIMIA SMA/MA Kelas X, XI, XII. Jakarta: Bumi Aksara
Utami, Budi et al. 2009. Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

0 comments:

Post a Comment